JAKARTA, 10 JUNI 2024 – PT Benteng Api Technic Tbk, salah satu perusahaan manufaktur dan perdagangan produk refraktori atau material tahan api dan insulasi tahan panas beserta jasa konstruksi di Indonesia resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan kode saham BATR di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin 10 Juni 2024 dan menjadi emiten ke-25 yang listing sepanjang 2024.
Dalam IPO ini, Perseroan melepas maksimal 20,50% sahamnya ke publik atau sebanyak 620.000.000 saham baru dengan harga Rp110 per lembar saham.
Selain menerbitkan saham baru, Perseroan juga akan melakukan penerbitan Waran Seri I sebanyak 620.000.000 atau sebanyak 25,78% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini disampaikan. Waran Seri I yang menyertai penerbitan Saham Baru adalah Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Biasa Atas Nama yang bernilai nominal Rp20 setiap sahamnya dengan Harga Pelaksanaan sebesar Rp300, sehingga seluruhnya adalah sebesar Rp186 miliar.
Waran Seri I mempunyai jangka waktu setahun sejak diterbitkan, di mana Pemegang Waran Seri I dapat melaksanakan Waran Seri I yaitu setiap hari kerja setelah 6 bulan sejak Waran Seri I diterbitkan, sampai dengan 6 bulan berikutnya, yaitu mulai tanggal 10 Desember 2024 sampai dengan 9 Juni 2025.
Pada aksi korporasi ini Perseroan menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
“Puji syukur kepada Tuhan, pada hari ini kami berhasil mencapai milestone baru melalui IPO yang merupakan aksi korporasi strategis. Melalui IPO ini kami ingin selalu memberi dampak positif, kami ingin secara konsisten memaksimalkan layanan dalam bidang manufaktur dan perdagangan produk refraktori serta jasa konstruksi di Indonesia yang semakin agresif berkembang. Seiring dengan hal itu, kami berharap ke depan dapat menjadi salah satu Leading Company industri tersebut di dalam negeri,” kata Direktur Utama PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) Ridwan dalam seremoni listing BATR di Jakarta, Senin (10/6/2024).
Ridwan menyebut, IPO ini menjadi momen penting bagi Perseroan pasalnya saat ini berdasarkan data dari dari 6wresearch.com, Pasar Refraktori Indonesia mencatat pertumbuhan tingkat pengiriman sebesar 78,34% pada 2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan diperkirakan akan mencatatkan CAGR sebesar 4,7% selama periode tahun 2020 – 2026.
Menurut Ridwan, Indonesia dilaporkan cenderung mengandalkan impor untuk memenuhi permintaan pasar refraktori yang terus meningkat. Faktor impor Pasar Refraktori pada 2021 sebesar US$204,63 juta sedangkan pada 2017 sebesar US$151,06 juta. Adapun China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Austria termasuk di antara pemain pasar teratas pada tahun 2021, di mana China memperoleh pangsa pasar terbesar sebesar 88,12% dengan nilai pengiriman sebesar US$174,84 juta.
Pasar ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan produk refraktori di berbagai industri seperti industri baja, industri nickel, industri tembaga, industri pupuk dan petrokimia, industri semen, Industri kaca, industri keramik, industri minyak kelapa sawit, industri makanan dan minuman, industri pembangkit listrik dan sebagainya.
“Peningkatan produksi besi dan baja ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya pasar Refraktori di Indonesia. Hal itu tentu sejalan dengan optimisme kami untuk dapat terus bertumbuh ke depannya,” ujar Ridwan.
Adapun dana hasil dari Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham seluruhnya akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan ke depan, dengan rincian sebagai berikut :
1. Sekitar 38,65% akan digunakan Perseroan untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi
2. Sekitar 10,00% akan digunakan Perseroan untuk pembangunan dan perbaikan bangunan;
3. Sekitar 5,67% akan digunakan Perseroan untuk pembelian peralatan laboratorium;
4. Sekitar 6,84% akan digunakan Perseroan untuk pembelian mesin produksi;
5. Sisanya, sekitar 38,82% akan digunakan sebagai Operational Expenditure (OPEX) berupa persediaan barang jadi dan bahan baku.
Sedangkan dana yang akan diperoleh Perseroan dari Hasil Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja Perseroan.
Adapun dari sisi kinerja, per November 2023 Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp9,32 miliar dengan pendapatan usaha tercatat mencapai Rp123,18 miliar. Total aset BATR sampai dengan akhir November 2023 mencapai Rp112,73 miliar, dengan liabilitas sebesar Rp41,43 miliar, dan ekuitas senilai Rp71,29 miliar.